Selasa, 09 Maret 2010

Sidang Paripurna Century

Usai ketua Pansus Century, Idrus Markham membacakan laporan akhir Pansus, suasana sidang paripurna DPR mulai riuh. Berbagai interupsi dari anggota DPR akhirnya membuat suasana sidang agak tegang.

Interupsi pertama disampaikan anggota Fraksi Golkar, Bambang Soesatyo yang menyampaikan bahwa ada keterlupaan dalam pembacaan hasil sidang Pansus semalam. Menurutnya, hal yang terlupakan itu adalah sidang paripurna hari ini hendaknya bisa langsung mengambil keputusan akhir Pansus Century dan tanpa melalui pandangan fraksi.

“Sidang hari ini, seperti kesepakatan semalam, bisa mengambil keputusan akhir tanpa adanya pandangan dari fraksi-fraksi,” ujar Bambang yang agak membuat Marzuki Alie seperti terperanjat.

Sesaat kemudian, seorang anggota Fraksi Demokrat tiba-tiba menyampaikan interupsi lain. Menurutnya, sesuai dengan tatib DPR dan kesepakatan Bamus DPR semalam, bahwa hari ini sidang hanya mengagendakan pembacaan laporan kerja Pansus.

Setelah itu, seorang anggota DPR dari Fraksi PDIP pun menyampaikan pendapat bahwa sidang jangan ditutup sebelum ada keputusan, karena apa yang disampaikan dalam laporan Pansus hanya berisi opsi kesimpulan yang harus dituntaskan hari itu juga.

Sejak itulah, Marzuki Alie mulai kerepotan dengan berbagai interupsi. Ia mempersilakan Akbar Faisal, anggota Fraksi Hanura untuk menyampaikan interupsi. Intinya, sama dengan apa yang disampaikan Bambang Soesatyo bahwa keputusan akhir harus diambil hari ini juga.

”Kalau bisa mengambil keputusan hari ini, kenapa harus menunggu hari esok. Kalau bisa dengan cara mudah, kenapa harus disusah-susahkan,” begitu kira-kira ucapan Akbar dalam interupsinya.

Dalam keriuhan anggota sidang lain yang minta interupsi, tiba-tiba salah seorang anggota Fraksi Demokrat menyampaikan interupsi yang disetujui Marzuki Alie. Anggota FD itu pun menyampaikan sebuah dokumen yang dikatakannya sebagai novum atau bukti baru kasus Bank Century.

Marzuki Alie mempersilakan anggota FD itu maju ke depan sidang untuk menyampaikan dokumen ke pimpinan sidang. Saat itulah, suasana sidang kian tak terkendali. Salah seorang anggota FD lain menegaskan bahwa agenda sidang harus sesuai dengan undangan dan hasil rapat Bamus.

Dengan mengabaikan berbagai interupsi, di luar dugaan yang hadir termasuk para wartawan, tiba-tiba Marzuki Alie menyampaikan penutupan sidang.

Beberapa anggota DPR langsung berjalan cepat menuju pimpinan sidang untuk menyampaikan protes. Teriakan-teriakan di dalam sidang pun terus bersahut-sahutan. Antara lain, ”Marzuki Alie otoriter! Pimpinan sidang harap mengambil alih sidang!” Dan lain-lain.

Kerumunan pun tidak bisa terbendung persis di hadapan pimpinan sidang. Para anggota keamanan sidang mulai memagari diri mereka untuk melindungi pimpinan sidang.

Ketika pihak keamanan akan mengevakuasi Marzuki Alie, tiba-tiba podium diambil alih oleh Akbar Faisal. Ia akan menyampaikan sebuah aturan yang isinya bahwa sidang paripurna kedudukannya lebih tinggi dari rapat Bamus. Tapi, sebelum apa yang disampaikan Akbar usai, beberapa orang anggota DPR mengamankan Akbar.

Beberapa saat kemudian, terlihat bibir Akbar Faisal seperti berdarah. Seorang ketua Fraksi Hanura langsung melindungi Akbar. Ia menyampaikan bahwa Akbar telah dipukul seseorang.

Dalam suasana ricuh itu, para pimpinan fraksi langsung mengumumkan masing-masing anggotanya untuk keluar sidang dan melakukan rapat di ruangan lain.

Setelah ruang sidang paripurna mulai sepi dari kerumunan anggota DPR, wakil pimpinan sidang yang antara lain, Priyo Budi Santoso, Anis Matta, Pramono Anung, tampak berbicara serius. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengadakan rapat pimpinan mendadak usai dari ruang sidang paripurna.

Seperti yang disampaikan Maruarar Sirait atau Ara, pimpinan sidang berencana akan melanjutkan sidang jam dua siang ini. (Sumber: www.eramuslim.com)

Narasi Film "SANG PEMIMPI"

Indonesia bukan negara yang dibangun atas mimpi, karena di sini, mimpi pupus adalah sesuatu yang rutin dan wajar. Sang Pemimpi mencoba menularkan semangat bahwa kita masih boleh bermimpi, semustahil apapun itu.

sehubungan dengan adanya tugas kuliah saya yang men-Narasikan kembali kisah "SANG PEMIMPI" .

Film Sang Pemimpi adalah film untuk kategori tiga belas tahun ke atas. Asumsinya, film ini akan ditonton oleh mayoritas pemirsa remaja, lapis besar masyarakat Indonesia yang duduk di bangku SMP dan SMA. Sang Pemimpi dipercaya akan mentransfer banyak pelajaran bagi kalangan remaja.

Menonton Sang Pemimpi, remaja Indonesia belajar banyak hal, terutama yang berkaitan erat dengan kenyataannya sebagai remaja; masa-masa transisional menuju kedewasaan. Di sini, remaja kita disuguhi romansa yang unik dan lucu ala Aray (suatu fragmen khas remaja; tumbuhnya asmara), krisis orientasi dan kepribadian sebagaimana dialami oleh Ikal atau hobi aneh dan ekstrem yang ditunjukkan Jimbrong (kecintaan Jimbrong pada kuda dan keinginannya untuk menengok Kuda Australia barangkali bisa disejajarkan dengan fenomena remaja masa kini yang, misalnya, hobi motor dan atau gila bola). Hanya saja, tidak seperti cerita dalam sinetron-sinetron remaja pada umumnya, Sang Pemimpi tidak membiarkan para remaja larut dalam euphoria asmara dan hura-hura. Tokoh-tokoh Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi adalah mereka yang sibuk mengejar mimpi-mimpi besar, bukan sekedar mimpi-mimpi picisan menjadi jagoan dengan tawuran, menghabiskan waktu untuk banyak-banyakan pacar, dan sebagainya. Kalau boleh jujur, tokoh Ikal, Aray dan Jimbrong adalah prototype yang asing di kalangan remaja masa kini. Mereka inilah yang, demi cita dan mimpinya, bersedia mengurangi waktu belajar untuk terpaksa bekerja. Bukan sebaliknya, memperbanyak waktu hura-hura dan belajar karena terpaksa, sesuatu yang acapkali kita lihat pada remaja kita.

Namun begitu, dengan memperbanyak porsi keremajaan, tidak berarti Sang Pemimpi turun martabat menjadi sekedar film remaja. Para guru umpamanya, bisa banyak menuai inspirasi dari kronik Pak Mustar dan Pak Balya. Pun juga para orang tua, bisa belajar pada keuletan dan ketegaran ayah Ikal. Di atas segalanya, Film Sang Pemimpi memang menampung aspirasi dan emosi dari semua kalangan. Tidak heran kalau kemudian dengan singkat karcisnya ludes terjual. Seiring dengan bertambahnya jumlah penonton film Sang Pemimpi, kita berharap virus mimpi dan bakteri pantang menyerah menjadi wabah di segala penjuru Indonesia, terutama bagi kalangan remajanya. Maka, mengutip kata-kata Pak Balya yang biasa dilantangkannya setiap selesai mengajar, “Para pelopor, pekikkan kata-kata yang memberikanmu Inspirasi”.

Mari berdiri, dan teriakkan; “Jangan takut untuk bermimpi. Jangan menyerah atas mimpi-mimpimu. Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kita…